Pagi pagi sudah di “Kum kum kum ” lagi. 🙂 Hari ini kita harus sudah ada di West Parking Area (Gate 6) jam 7.30 dengan berseragam lengkap, karena hari ini acaranya keluar Camp (Off-site Activities) . Nah, kalau untuk kegiatan keluar seperti ini Bin Damping ” harus ” ikut. Saya pikir hari ini kita akan ke satu lokasi, ternyata 2 lokasi. Pertama kita ke suatu tempat semacam Taman Pramukanya Thailand. Kita naik bis AC dan kebagian sama 1 regu orang Mexico. (Satu bus kita ini hanya diisi oleh 3 regu). Kebetulan yang jadi petugas (Tour Leadernya) adalah 2 IST Thailand dan 1 IST Indonesia (Ka Bambang dari Caltex). Jadinya kita “menguasai” bus ini. Selama perjalanan kita tukar menukar nyanyian. Lagu Indonesia, lagu Meksiko dan lagu Thailand. Rupanya petugas IST Thailand itu sudah disuruh untuk mengajarkan lagu Thailand, karena dia sudah menyiapkan fotocopy-an lagu. Diantara lagu yg diajarkan itu ada yang akan dipakai dalam perayaan Inter Religious Celebration tanggal 1 Jan malam, yaitu lagu” Loey Kra Thong”. Selama perjalanan kita dipandu dalam bahasa Inggris dan Indonesia, nah ini merupakan “kemewahan” tersendiri buat anak anak kita, disamping itu regu Meksikonya adalah regu “cewek”. Nah, anak anak makin seru aja !

Sesampainya di “Taman Pramuka”, kita disuruh berbaris perregu , ada lebih dari 10 regu di event pagi ini. Disini sistemnya sistem kedai, ada 4 kelompok kedai yaitu 1. Pameran/Display Pramuka Thailand, 2. Game and Song Thai Scout, 3. Hastakarya, 4. Pionering. Anak putra Yos kebagian “game and Song”, yang kalau ngga seneng nyanyi maka “garing” hasilnya. :), habis disuruh nari juga. Saya dan bindamping lain menunggu mereka beraktifitas sambil duduk duduk dan berkenalan. Disana saya berkenalan dg pembina cewek dari Thailand dan Denmark yang lumayan “fresh” juga dan dengan “Jose” IST Meksico yang sudah umur 75 tahun, tapi ngakunya 17 tahun bersama istrinya. (Dia dan istri sudah ikut 5 kali JamDun). Tapi karena tidak biasa nunggu dan nganggur, maka bosen juga, apalagi kalau ikut 1 kegiatan dan mengisi Quisioner di tempat pameran kita bisa dapet “souvenir” dan setelah saya tanyakan ternyata pembina bisa dapat juga. Maka saya ajak ka Bagyo dan miss Jamjoree (panggilannya A (ei)) ikutan. Mereka dengan antusias setuju. Jadilah kita mencari stand aktivitas terdekat. Kita dapat stand hasta karya, disana kita disuruh membuat kura kura dari stereoform. Pertama kita jeplak, sesudah itu kita gunting dan kita semprot cat “pilox” sesuai malnya.
Lucu juga jadinya. Kura kura itu kita kasih gantungan dan kita disuruh menggerakan kura kura itu pake tali kasur sampai titik tertentu. Saya selesai duluan, A tidak menyelesaikannya karena dipangggil rekannya, sementara pa Bagyo masih menggunting. Udah aja saya langsung ajak dia minta “cap”, ternyata dikasih juga. Mungkin kasihan lihat pa Bagyo yang kerepotan menggunting karena matanya minus dan tidak bawa kaca mata. :). Setelah itu saya langsung menuju tempat pameran, disana kita langsung ngisi questioner, tanpa lihat pamerannya dulu. Jawabannya cukup memuaskan, cuma salah satu, hebat bukan (jawaban anak Thailand yang kita contek abis) .:). Dapat deh itu sovenir berupa gantungan kunci khas Thailand. (lumayan buat kenang kenangan).

Setelah itu saya menyantap lunch box yang sudah dibagikan dari Camp, anak anak malah sudah duluan selesai. Mengenai isi lunch box cukup berkualitas dari segi gizi (malah ada daftar kadar makanannya segala, (kaya daftar dari dokter diet)) tetapi membosankan (hampir semua peserta protes dg menu ini), apalagi buat perut Indonesia yang harus diisi nasi , kalau ngga kaya ngga makan aja. Isinya selalu terdiri dari 1 main menu (sandwich atau burger), 1 pie (isinya biasanya sayur), 1 cake (semacam kue bolu yg selalu rasanya sama), 1 buah buahan (apel atau jeruk) dan 1 minuman kotak (semacam buavita). Pasti setiap makan lunch box ini nyisa, soalnya cepet kenyang tapi cepet lapar lagi. Biasanya “kita” sisanya cake dan/atau pie, kalau “bule” biasanya minumannya tidak diminum. Nah, ada cerita mengenai “makanan” ini, hal ini dimanfaatkan oleh “anak Indonesia”lain (dari Bengkalis (Dumai)), mereka jadi pedagang kaki lima di Sub Campnya menjual “minuman” itu. Weleh – weleh …..kreatif juga, tapi yach kita jadi ikut menanggung “malu”…., soalnya melanggar larangan berjualan di arena Jamboree , Dasar anak anak ! :). (Untung Kwarnas tidak tahu, kalau tahu bisa disemprot abis pembinanya). Paling asyik kalau buah-buahannya dapet jeruk. Pasti harus cepat “diamankan”, kalau tidak bisa melayang ! Ngga pandang pembina atau bukan! Soalnya jeruknya “enak tenan”. Kalau pas dapat apel , wah kita rada kecewa, nyari nyari kotak lain semoga aja isinya beda ada jeruknya, tapi mustahil. :).

Setelah makan kita belum pergi juga soalnya ada beberapa peserta yang belum selesai melakukan aktifitasnya, yaitu di stand “Pionering”, disana anak anak disuruh membuat maket Jembatan dari ranting kayu dan tali kasur. Hasilnya bagus sekali, soalnya bahan kayunya kaya sudah dipelitur dan modelnya oke. Anak KalTim membawa pulang hasil karyanya ke Camp, tapi ngga bisa dibawa pulang kerumah mereka soalnya repot bawanya. Saya dapat Dasring Thailand dari penjaga Stand Pionering ini.
Akhirnya kita berangkat lagi ke tempat penangkaran Gajah, tempat ini benar benar objek wisata. Terbukti bukan hanya kita saja yang datang tapi ada juga turis dari manca negara. Disana acaranya yaitu naik gajah berkeliling lokasi, melihat gajah dimandikan, melihat show gajah, dimana kita memberi makan gajah dengan pisang yang dibeli dg harga 20 bath, gajah mendemonstrasikan menyusun kayu, mendemonstrasikan berbagai pose menaikkan penumpangnya dan pamer kekuatan dengan tarik tambang melawan puluhan peserta.
Setelah semuanya selesai, kita berangkat pulang kembali ke Camp. Ada sekitar 4-5 bus beriring pulang dg pengawalan mobil polisi (kita kalau acara keluar selalu konvoi dan selalu dikawal polisi Thailand).

Ada yang lucu waktu pulang, yaitu anak anak (KalTim) duduk sendiri sendiri, berharap sebelahnya diisi oleh peserta (cewek) Meksiko. Saya sebagai pembina pura pura tidak tahu dan pengen ketawa juga lihat tingkah mereka (maklum anak anak SMU lagi beger begernya, yach kita juga pernah muda khan ?), tapi kecele soalnya disuruh pindah duduk dg rekannya oleh pembina Meksiko. he..he..he… kasian deh loe…!. Kita diantar kembali ke gate 6 , dimana bus bus rombongan dari tempat lain juga pada berdatangan. Dipintu gate kita diperiksa IDnya, dan akan jadi masalah kalau tidak ada ID atau “peneng” ditangan kita.

…….cerita Iman…..
3. OUR HERITAGE
Module ini merupakan module di mana kita bisa melihat berbagai tempat di Thailand di daerah Jambore. Pada module ini disediakan berbagai pilihan tempat. Sesuai dengan voting regu kami memilih pergi ke tempat pendidikan Gajah. Sebelum pergi ke sana, siangnya kami pergi ke tempat di mana diajarkan tentang kesenian Thailand dan jg terdapat museum tentang pramuka Thailand. Di sana terdapat pilihan kegiatan kebetulan pada saat itu saya, Arif dan Sindhu mendapat kegiatan menyanyi lagu Thailand. Kegiatan itu cukup mengasikan karena selain menyanyi kita juga diajarkan gerakannya.
Setelah siang hari saya pergi ke tempat gajah. Di sana saya melihat gajah-gajah yang pandai-pandai lucu-lucu dan kuat-kuat. Di sana kami diperbolehkan naik gajah. Tempat ini pun cukup mengasikan.
…..Kesan Arif……
Heritage Kita ke taman pramuka di Thailand. Disana juga garing, disuruh nari-nari & nyanyi-nyanyi. Abis dari situ, kita pergi ngeliat atraksi gajah. Lumayan menarik tapi cape..

Karena bosen dengan makanan yang ada, maka saya bertekad untuk masak hari ini, saya minta Arif dan Iman untuk shopping di super market , yaitu beli beras, kangkung dan telur. Pulang pulang Arif bawa 3 ikat sayuran (yg bukan kangkung) dan beberapa kaleng sarden. Sayurannya memang seperti kangkung tapi ngga jelas sayuran apa, yang pasti batangnya ngga bisa dimakan. Jadilah setelah ditumis kita (20 orang) masing masing hanya kebagian 2- 5 lembar sayur itu, nasinya masih 3/4 matang dan lebih mendekati bubur, ditambah telur dadar. Tapi koq tetap aja rasanya nikmat! (Besok-besoknya saya yang beli, saya beli kangkung beneran sampai 8 ikat).

Setelah makan malam kita Free… Sindhu, Arif dan Iman mulai “berburu” Badge, mereka ngemper didepan pintu Sub Camp. Yang paling “lengkap” dagangannya adalah Sindhu, dia keluarin semua badge yang dia punya untuk ditukarkan dg badge yang lebih bagus.Kebetulan Sindhu punya 2 Tiska Jambore, 1 tiska ada yang mau nuker dg beberapa badge yg gede dan bagus bagus. Akhirnya dilepas sama Sindhu. Saya ikutan mau ngemper, tapi untung belum sempat, karena mereka sudah diusir dan disuruh pindah ke Swaping Area. Akhirnya saya bersama anak anak ngemper di Swapping Area. Ada kelebihan kalau kita “ngemper”, kita jadi bisa lebih jual mahal dan menentukan. “No,no…Thanks ! “, begitu sering diucapkan oleh Sindhu. (Swapping Area terletak dipinggir jalan utama dan berada ditengah tengah antara 2 lingkaran Perkampungan, dekat Aktifity Area (GDV & COS))
Kalau Sindhu cari badge yang bagus bagus, saya “mengoleksi” Badge Kontingen Jamboree tiap negara, jadi kalau badge kontingen negara ttt saya belum punya saya masukkan ke dalam tas, baru kalau ada double saya pajang. Walaupun yang saya bagus dan ditukar dg badge kontingen lain yg lebih butut , tetap saya layani. Yang penting lengkap. (Yang paling butut adalah Badge Kontingen dari Bangladesh, dan kedua kita :)). Badge Kontingen Jamboree tiap Negara adalah badge yang paling berharga disini. Ada semacam “aturan” yaitu Badge Kontingen ditukar dg badge kontingen lagi. Dan ada orang yang datang ke Jambore hanya khusus untuk “ngemper” mengoleksi Badge. Kita akhirnya diusir lagi dari Swapping Area karena waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, dan semua aktifitas di Camp harus dihentikan. Beberes dan jalan pulang yg memakan waktu 10-15 menit kita sampai ditenda hampir jam 12 malam. Terus tidur……….
besok… Gastronomic Delight, Festival, Pop & Games dan New Years Eve……

(237) view

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.