Jam 2 pagi kita sudah dibangunkan,karena sebagian tidak tidur maka urusannya jadi gampang dan dg singkat bisa berkumpul di aula. Jam 4.30 kita berangkat ke airport, sebelumnya kita berkumpul untuk berdoa. Sebelum naik ke bus, Smailing Tour membagikan snack untuk sarapan pagi, tapi tidak berlaku untuk anak Gontor karena mereka tidak menggunakan jasa Smailing Tour. Jam 5.30 kita Check In di Bandara, itu juga cukup enak karena kita tidak perlu mengurus bagasi dan check In nya, langsung dibagikan Pasport lengkap dengan Boarding pass, tanda pembayaran fiskal & Airport tax.

Jam 8.15 kita take off dg pesawat GA 822 menuju Bangkok. Ada suatu kejadian sebelum berangkat, yaitu pada saat mau masuk gate 14, kita semua berbaris dan ka Kwarnas yang pada saat itu mengantar memberikan ucapan perpisahan (dia nanti nyusul sebagai Visitor). Dia marah karena pada saat itu anak anak Gontor membawa beberapa plastik besar Hoka Hoka Bento, langsung dicerca habis, dikatakan borjuis dan tidak solider dan makanannya harus ditinggal.Waduh, kasian juga tapi yach cari masalah aja sih. (Waktu ngobrol ngobrol kemudian dg pembinanya dia memberi alasan bahwa mereka belum sarapan pagi karena tidak mendapat jatah dari Smailing Tour, jadi mereka beli HokBen). Yah, kita sih ngertiin tapi mungkin caranya itu yg terlalu menyolok.

Jam 11.15 kita sampai di Don Muang- Thailand, tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Bangkok (kaya pengumuman Pramugari saja). Kita langsung ambil bagasi kita, sambil tidak lupa anak Yos (terutama yg laki) membantu membawakan barang barang kontingen. Inilah satu hal yang sangat membanggakan buat saya, karena anak anak kita mau/ selalu membantu. Dan itupun dirasakan oleh Staff Kontingen sampai akhir perjalan kita. Mereka berterima kasih dan memberikan pujian buat kita. Demikian juga anak putri kita, pembina pendampingnya yaitu ka Elly yang saya sudah kenal, bilang begini :”Ton, gua yang terima kasih, gua banyak dibantu sama anak2 elu. Gua demen banget sama anak anak elu !”. Hal itu diucapkannya ketika saya berterima kasih kepada dia karena dia mendampingi anak anak putri kita selama Jambore. (waktu itu saya telepon ketika dalam perjalanan pulang ke Bandung).

Ok. kita terusin ceritanya.
Di airport kita sudah ditunggu rombongan yang berangkat tanggal 26, dari sini kita akan berangkat bersama sama ke Camp. Kasian juga kalau denger cerita mereka selama nginap di KBRI. Ternyata KBRI tidak siap (tidak tahu ?) menerima rombongan ini, sehingga mereka cukup terlantarkan. Mereka hanya diberi tempat untuk istirahat di semacam aula. Tanpa alas, tanpa makanan, pokoknya usaha sendiri. Ke WC pun katanya harus antri karena terbatasnya sarana.
Jam 14.15 kita berangkat dari Airport menuju Camp (Sattahip). Kita di airport cukup lama karena panitia harus mencheck semua barang bawaan dan juga orang yang cukup banyak. (Disini mulai terlihat kerja panitia yang tidak terkoordinasi/ terencana dg baik, yg kerja cuma itu itu saja dan semua pekerjaan mereka terus yg mengerjakan, panitia yang lain tidak tahu apa apa). Dengan pengawalan Mobil polisi dan motoris kita sampai di pintu gerbang Camp (Gate 9) jam 17.00.

Disana kita harus nunggu didalam Bus sampai berjam-jam, panitia kontingen mengurus registrasi. Supir bus sudah tidak sabar, dia ngomel ngomel terus dalam bahasa Thailand. Saya merasa bahwa bus itu di carter panitia Jambore, dan dia merasa sangat dirugikan karena waktunya terbuang percuma dan bensinnya tekor karena mesin mobil harus dijalankan untuk menghidupkan AC. Kita akhirnya mendapatkan ID Card, karena syarat untuk masuk ke Camp harus punya ID. Waktu di gate ini kita bertemu dengan rombongan peserta Indonesia lainnya yang dari embarkasi Dumai (Caltex).

2 bus sudah tidak sabar dan langsung masuk, bus sayapun sudah maju mundur terus , tapi si supir tidak bisa pergi karena dia harus nunggu penumpangnya lengkap baru bisa pergi. Dan lagi saya serombongan dengan para Staff Kontingen (Staff Kontingen yang turun ada 5 orang dan tidak balik balik, sementara staff kontingen yg lain seperti saya bilang dulu , tidak tahu apa apa).

Akhirnya saya menyusul turun untuk mencheck. Karena di bus tinggal saya yang bisa berkomunikasi dg bahasa inggris (yang terus terang kacau). Ditempat registrasi ternyata staff kontingen yang mengurus masih sibuk. Kayanya mereka baru bisa berangkat kalau semua sudah beres. Saya akhirnya berkeputusan untuk balik lagi ke bus, karena sayapun tidak tahu harus membantu apa dan tidak tahu apa yang harus diurus. Ternyata bus saya sudah berangkat ! Walah…, bagaimana bisa begini ? Akhirnya saya balik lagi ke tempat registrasi, kebetulan ada bus rombongan Indonesia yang akan berangkat, langsung saya naik! ….. Ternyata ….rombongan Gontor …..!!
Yach sudah lah, daripada tidak bisa masuk ke Camp.

Ternyata (belakangan saya baru tahu) masuk ke Camp harus lewat Gate 6, jadi dari tempat registrasi (di Gate 9) harus ke gate 6 dulu. Dari gate 9 ke gate 6 macet sekali, karena banyaknya peserta yang masuk hari ini. Total peserta Jambore antara 17.000- 19.000 orang. Bayangkan saja !

Ditengah jalan saya nekat turun karena bus tidak jalan jalan dan saya tidak nyaman satu bus dg anak anak gontor (yg terlalu pede (tidak sopan)). Saya pikir saya akan jalan saja ke pintu gate daripada kesel nunggu di dalam bus yg berhenti total. Waktu jalan akhirnya saya menemukan bus saya. Dan saya langsung naik lagi. Akhirnya bus jalan lagi. Waktu dipintu gate ditanya kita di Sub Camp mana?
Semua orang tidak tahu. Akhirnya kita harus jalan terus karena mobil kita menghalangi antrean yg sangat panjang dan kita diberhentikan di tengah area Perkemahan. Bayangkan ditengah camp seluas 500 hektar, kita tidak tahu harus kemana dan tempat ini sangat asing buat kita lagian hari sudah gelap. Rombongan Indonesia diturunkan terpencar disepanjang jalan ditengah area perkemahan. Lama sekali kita menunggu, tetapi kita tidak tahu harus kemana. Waktu mendekati tengah malam, tetapi belum ada keputusan dari Panitia Kontingen Indonesia. Yang kita tahu adalah kabar dari para IST Indonesia bahwa di Sub Camp anu ada tempat untuk orang Indonesia, di sub Camp anu ada lagi dst. Jadi sebagian mulai pergi meninggalkan tempat kita menunggu.Saya tidak mau ceroboh, jangan sampai kita pergi tidak pasti tempatnya. Tapi staff kontingen yang ada disana (yg tidak tahu apa apa) mengumumkan bahwa kita disuruh pergi mencari sendiri tempat untuk orang Indonesia. Waduh, gimana ini. Saya coba tanya ke mereka kira kira kita harus kemana ? ke Camp A, B, C atau D, dan Sub Camp apa ?. Karena tiap camp terdiri dari Sub Camp- Sub Camp (Setiap Camp terdiri dari 6 Sub Camp, Tiap Sub Camp bisa untuk 20 pasukan). Akhirnya kita diberi tahu bahwa ada tempat untuk orang Indonesia di Sub Camp C1, C3 dan D1& D3. Saya membawa rombongan saya yang terdiri dari 3 regu yaitu Pas 5 regu 3 , Pas 5 regu 4 dan Pas 10 regu 1 (regunya putri kita). Pertama kita jalan ke Sub Camp C1, yang “terdekat”(2 KM), ternyata disana sudah penuh, demikian juga Sub Camp C3, kita teruskan lagi ke D1 (3 KM lagi). Disana juga penuh. Pasukan saya istirahatkan di D1, karena bawaan yang berat dan kondisi kita yg kecapaian dan kelaparan, sementara saya sendiri pergi ke D3 , penuh lagi. ke D2 , tidak ada untuk orang Indonesia. Saya bingung dan mulai kecapaian, saya minta tolong kepada petugas Sub Camp untuk mencarikan dimana “seharusnya” tempat saya ini. Petugas Sub Camp D2 bilang bahwa saya di B3, (tapi saya ragu apa betul ?). Akhirnya saya pulang lagi ke D1, memberi kabar ke pasukan , tentang ke tidak jelasan kita. Darwin akhirnya menemani saya menghubungi petugas Camp D1, untuk minta ijin tinggal di D1. Dengan putus asa saya bilang (dalam bahasa Inggris yg pas pasan) : “Saya minta ijin untuk sementara tinggal disini dan mohon diberi makanan”.

Setelah itu saya tidak kuat lagi (huek) muntah deh !. Saya istirahatkan dulu, sementara 3 anak juga sakit. Akhirnya saya dapat kabar kita bisa ke D5, disana masih ada yang kosong. Tapi ka Elly memutuskan untuk tetap tinggal di D1 karena 2 anaknya sakit. (dia bawa handphone dan marah marah ke Kwarnas !). Barang saya dibawakan dan setelah agak mendingan saya menyusul ke D5. Disana anak anak Kaltim mendirikan tenda yang kebetulan di bawa oleh mereka, sedangkan tenda kita tidak tahu dimana rimbanya. Jadi 20 anak tidur di 2 tenda kapasitas 10 orang. Saya akhirnya memilih tidur diluar. Jam 2 malam saya mencoba untuk istirahat. Saya mendapat kabar lagi bahwa ada 1 anak putri ka Elly dibawa ke Rumah Sakit, Rusi lah yang ngurusinnya. Malam itu Rusi harus jalan +/- 20 KM, 1 x jalan ke rumah sakit dari D1 +/- 7 KM , pertama dia ikut nganter pake ambulans ke RS, dia harus balik lagi ke D1 ambil obat, nganter obat ke RS dan balik lagi ke Camp D1. Langsung besoknya Rusipun sakit !

Hari ini bener bener sengsara !!!

(129) view

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.