TB III TKK MNPK
(Pertemuan Pembina III Tim Kerja Kepramukaan Majelis Nasional Pendidikan Katolik)
20-26 Juni 2016
Klaten @ Pusdiklatpur

Setelah beberapa kali pertemuan untuk berlatih dan mempersiapkan keikutsertaan di TB III ini, kami menghadiri Misa Pemberangkatan yang dipimpin oleh Moderator TKK MPK Bandung Pst.Hilman, Pr.
Pelepasan Sabtu 18 Juni 2016 pk.18.00 dari Santa Angela, Jl. Merdeka Bandung. Sebanyak 24 pembina putri dan 25 pembina putra berangkat menggunakan bus melalui jalur selatan.

Kami mengikuti misa mingguan di Kota baru, Yogyakarta, barulah kemudian kami memasuki kota Klaten.
Tiba di Pusdiklatpur sekitar pukul 10 pagi, kami mendirikan tenda dan mengatur area perkemahan pasukan, yang dilengkapi dengan tenda dapur, pagar, tiang jemuran, tempat sepatu, dll. Sore harinya kami sudah mulai membiasakan diri dengan panasnya udara di Klaten. Kami pun berkoordinasi dengan struktur perkemahan, yaitu dengan Kepala SubCamp Ratu Boko. Koordinasi ini untuk menentukan jadwal pertemuan serta macam panggilan. Subcamp kami dapat alat panggilan berupa kentungan. Kami juga membagi tugas untuk kegiatan subcamp harian yaitu olah raga, misa, apel pagi, dan apel sore.

Untuk perkemahan ini ada empat Subcamp yang dinamai dengan empat nama candi legendaris di Jawa Tengah, yaitu Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, dan Kalasan. Tiap subcamp terdiri dari delapan pasukan. Tiap pasukan terdiri dari empat regu. Pasukan diberi nama sesuai nama-nama pasukan di Keraton Yogyakarta. Pasukan kami mendapatkan nama “Ketanggung”. Penamaan pasukannya menurut saya sangat menarik, apalagi di tiap kantor subcamp dipasangi poster yang menjelaskan asal usul nama pasukan Keraton tersebut. Saya terheran-heran membaca ada nama pasukan ‘Bugis’ dan Daeng’. Ya, karena kedua nama tersebut sangat kental hubungannya dengan daerah Sulawesi. Dan memang ternyata kedua pasukan tersebut memang berasal dari Sulawesi, namun karena perlakuan dan perlindungan dari Sultan maka kedua pasukan tersebut menjadi pasukan yang loyal dan tetap dipertahankan menyandang nama daerah asalnya.

IMG_3705

Senin, 20 Juni 2016
Misa Pembukaan dilanjutkan dengan upacara dan defile dari semua kontingen. Total ada 16 keuskupan yang mengirimkan kontingennya. TKK MPK KAJ mengirimkan paling banyak peserta, yaitu hampir 150 orang.
Selasa, Kamis, Jumat dan Sabtu kami mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan sesuai buku panduan. Kegiatan di empat hari ini berbentuk wide game. Hal yang unik dalam kegiatan ini adalah penggunaan teknologi berupa pencatatan kehadiran melalui RFID (Radio Frequency Identification Device) dan pelaporan maupun pemberian instruksi melalui aplikasi Dropbox. Kegiatan yang disediakan oleh panitia adalah Educational Tour, Scoutpreneurship, Inter-religion, Multi Culture, Scout Councelling, Pioneering, Wisata Budaya, dan Penjelajahan. Sedangkan Pentas Budaya merupakan kegiatan yang diadakan oleh peserta dan untuk peserta juga, yang menampilkan pertunjukan budaya daerah asal kontingen ybs.

Hari Rabu, 22 Juni 2016 adalah hari Wisata Budaya, dengan tujuan utama ke Keraton Yogyakarta untuk audiensi dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X, kemudian dilanjutkan dengan menyaksikan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Menyaksikan sendratari juga merupakan pengalaman yang luar biasa, karena saya menyaksikan keindahan gerak tubuh mulai dari yang sangat gemulai hingga yang gesit jenaka maupun ‘kasar’. Apalagi background-nya adalah Candi Prambanan yang megah. Pikiran saya pun melayang, membayangkan peserta didik mengalami hal ini kemudian ada yang terpanggil untuk mendalami olah tubuh dan olah rasa seperti tampilan ini, turut mengharumkan budaya bangsa kita.

Salah satu pesan Sri Sultan untuk para Pembina Pramuka adalah pembina harus dapat kreatif, namun tetap memiliki jati diri bangsa Indonesia. Supaya modern tapi tidak menjadi kebarat-baratan.

IMG-20160625-WA0009

Hari Kamis 23 Juni, regu saya mendapatkan jatah Duty Patrol. Selama sehari ini kami tinggal di perkemahan dengan tugas utama memasak untuk pasukan kami, serta menjaga kebersihan dan kerapian perkemahan. Tugas memasak menjadi menantang karena kami hanya diperbolehkan menggunakan kompor tradisional yaitu anglo, dengan bahan bakar arang. Untungnya ada satu yang pernah memasak mengunakan anglo. Jadi kami pun membagi tugas, ada juru masak, asisten juru masak, juru cuci, juru tenda, dan juru bantu macam-macam.
Tugas kami hari itu menjadi lebih berat daripada Duty Patrol di hari-hari lainnya, karena sehari sebelumnya, hujan deras membasahi perkemahan kami, jadi banyak yang harus kami jemur dan lap. Tapi bagi pramuka, segala situasi bisa dibawakan menjadi menyenangkan. Apalagi karena saat menjalankan tugas Duty Patrol kami dapat kesempatan mengunjungi stand subcamp yang menyajikan pengalaman baru, yaitu membatik, membuat lagu, dan menganyam. Membatik adalah pengalaman yang luar biasa! Melalui membatik, kita melatih diri untuk memiliki perencanaan, kesabaran, ketekunan, dan kemampuan menghargai.

IMG_20160624_181615

Keberadaan WC yang tersebar cukup jauh dan jumlahnya kurang banyak, membuat kami harus antri untuk mandi maupun buang air. Untuk mandi pagi sebagian dari kami harus bangun pk.04.00. Tapi yang saya suka adalah saat mengantri ini kami dapat kesempatan bertukar cerita tentang gudep masing-masing. Kami dapat informasi berharga yang mungkin dapat diterapkan kelak.

Selama perkemahan, kami dibantu oleh adik-adik Penegak yang menyediakan diri menjadi Service Team. Mereka rajin-rajin dan cekatan. Adik-adik penegak ini pun berasal dari berbagai keuskupan.

Kegiatan Multi Culture yang kami ikuti berisi kegiatan ‘mepeed’ yaitu membuat sesajian khas Bali. Tapi saat yang menegangkan adalah saat kami harus memboyong mepeed di atas kepala kami. Kami juga berlatih tari ‘Ndopyak’ yang merupakan tarian khas Klaten. Tarian ini ada bagian yang lincah, namun juga ada yang kalem. Saat menarikan ini, kami diminta memakai stagen dan jarik (kain panjang). Rencananya semua peserta akan menampilkan tarian ini pada malam terakhir Pentas Budaya, namun tidak jadi dilaksanakan karena kendala waktu.

mepeed

Hari Sabtu 25 Juni, kami melakukan Penjelajahan dan Pioneering. Penjelajahan menjadi menarik karena untuk menuju beberapa pos yang sudah ditentukan, kami mengikuti aneka tanda jejak. Wah, boleh juga nih untuk dipraktikkan bersama peserta didik! Selain mengikuti tanda jejak, kami juga diberi tugas membuat peta pita, peta lapangan, dan peta perjalanan. Sebelum pemberangkatan, pelatih berpesan supaya kami mengutamakan proses daripada hasil, dan diharapkan peserta dapat mengalami sungguh proses pembelajaran. Rekan-rekan seregu antusias mempelajari peta pita dan peta lapangan dari saya. Saya yang paling bisa pun ternyata masih ada kekurangan. Tapi dengan menjadi yang paling bisa kemudian berbagi dengan teman-teman membuat saya semakin ingin belajar supaya di lain kali saya bisa membagikan hal yang lebih benar.
Yang menarik lagi dari kegiatan Penjelajahan adalah cara memberikan instruksi yang dikemas dalam narasi tertentu, dan ada tugas dimana kami harus membeli melon. Melon tersebut ternyata sudah dimasukkan pesan, sehingga saat dibelah, pesan tersebut baru dapat kami olah. Seru deh, seakan ini menjadi sebuah misi rahasia.

IMG-20160625-WA0057

Pada pos pioneering kami mendapatkan tugas yang dikemas dalam sebuah narasi yaitu situasi kami terjebak di suatu tempat terpencil dan kami harus membuat sebuah menara pandang untuk memungkinkan kami mengirimkan pesan dengan semaphore. Pelatih kami, kak Prapto, sangat sabar, dan sambil mengamati proses kerja kami, beliau juga memotivasi, memberikan kesempatan kami berbuat ‘salah’ yaitu saat kami memaksakan memakai ikatan palang, bukan ikatan silang, sehingga ikatan kami kurang kuat.

IMG-20160625-WA0086

Banyak sekali yang saya dapatkan selama kegiatan TB III. Dan saya sangat berterima kasih untuk dukungan Pandu Adi B19-20 yang memungkinkan saya mengikuti kegiatan ini. Harapan saya, berikutnya lebih banyak pembina B19-20 yang bisa ikut serta kegiatan seperti ini, supaya pendidikan yang diberikan di Gudep tercinta kita dapat lebih terintegrasi dan berdaya guna bagi peserta didik. VIVAT YOS !

(169) view

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.