Aktivitas kepramukaan di lingkungan St. Aloysius sebenarnya sudah ada sejak tahun 1936. Kala itu Pandu (Padvijnder) adalah sebutan untuk Pramuka pada saat sekarang. Kelompok kepanduan yang berpangkalan latihan di lapangan St. Aloysius ini menamakan dirinya St. George dan St. Stevanus Padvijnders, dan bersifat sebagai kepanduan khusus Katolik. Sanggar (Blokhut) yang mereka tempati sebagai tempat berkumpul juga bermain, saat itu terletak di belakang gawang lapangan sepak bola TOP, yang sekarang ditempati lapangan voli.

25 tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 Mei 1961, muncul Keppres no. 238/1961 yang menyerukan bahwa semua organisasi kepanduan yang ada di Indonesia, diharuskan untuk melebur menjadi satu dalam satu wadah yang dinamakan Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana).

Beberapa aktivitis dari St. George dan St. Stevanus, tidak tinggal diam. Ternyata semangat dari semboyan “Sekali Pandu Tetap Pandu” (Once Scout Always Scout) begitu tertanam pada jiwa mereka. Mereka (diantaranya Kanda George, Kanda Reyno, Kanda Djiwatampoe) menyelenggarakan Latihan Pramuka untuk pertama kalinya di lapangan St. Aloysius, pada hari Sabtu, tanggal 4 Desember 1961. Latihan pertama ini diikuti oleh peserta didik untuk golongan Siaga (7 – 10 tahun) dan golongan Penggalang (11 – 15 tahun) dan golongan Penegak (16 – 20 tahun)

Sejarah Gudep kami dimulai, status Gudep saat itu masih sebagai Gudep persiapan. Empat bulan kemudian, tepatnya tanggal 23 April 1962, bertepatan dengan hari St. George kami memperoleh statusnya sebagai Gudep resmi dengan nomor 19. Yang selanjutnya kami lebih akrab dan populer dengan panggilan atau nama “Bandung 19”.

Tongkat estafet kepembinaan terus berlanjut, Bandung 19 terus hidup hingga kini. Usianya kini (2015) sudah 54 tahun, dan selama kurun waktu 54 tahun telah banyak kejadian, aktivitas serta prestasi yang dicapai tentunya.

Berikut ini sekilas kronologis dari kehidupan gudep kami:
Dekade 1960-an
Pada tahun 1967, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka meminta setiap Gudep, di samping nomor Gudep harus mempunyai nama Gudep yang menggunakan nama salah seorang pahlawan nasional. Gudep kami menggunakan nama pahlawan nasional “Josaphat Soedarso”. Selain sifat dan sikapnya sebagai pahlawan sejati, Almarhum juga beragama katolik. Jadi sesuai dengan sifat gugus depan yang khusus Katolik saat itu.

Pada tahun yang sama, Loeke Hilman Bachroem (Pemimpin Regu Harimau) bersama 7 orang anggota Pramuka dari Gudep lainnya yang berasal dari Jogja, Palembang, Semarang, Jakarta dan Surabaya, terpilih mewakili Indonesia untuk ikut serta dalam Jambore Dunia ke XII di Idaho, Amerika Serikat.

Dekade 1970-an
Pernah melaksanakan Pekan Olah Raga Pramuka se-Bandung raya.

Sanggar Yos yang pertama dibongkar, sanggar pindah lokasi ke atas bukit yang ada di samping gedung sekolah St. Aloysius dengan luas yang jauh lebih kecil.

Pada tahun 1977, Penggalang Bandung 19 menjuarai LT III (Lomba Tingkat untuk tingkat Propinsi).

Pada tahun yang sama, Ienjo (Pemimpin Regu Banteng) dan Hendradinata (Pemimpin Regu Harimau) terpilih untuk ikut serta dengan kontingen Jabar ke Jambore Nasional di Sibolangit.

Dekade 1980-an
Perubahan nomor Gudep menjadi 0719.

Pada tahun 1981 dilaksanakan Reuni Gudep.

Pada tahun 1982 pihak St. Aloysius memberikan sanggar baru yang jauh lebih besar dari sanggar sebelumnya

Pada bulan November 1984, Ambalan Penegak Josaphat Soedarso melaksanakan Arena Anak-Anak, yang melibatkan siswa-siswi dari seluruh SD Katolik di Bandung.

Pada tahun 1987, Regu Naga dari Penggalang Josaphat Soedarso menempati posisi kedua dan menjadi regu favorit dalam Gladi Taruna.

Pada tahun yang sama, melaksanakan Reuni Gudep dalam rangka seperempat abad Gudep 0719.

Pada bulan Desember 1987, melaksanakan Family Camp (kemah keluarga) pertama, yang merupakan cikal bakal berdirinya Mabigus 07019-07020 yang sekarang.

13 Agustus 1988, gudep putri 0726 masuk dan mulai berlatih dalam lingkungan St. Aloysius.

September 1988, Ambalan Penegak Yos melaksanakan Arena Anak-Anak untuk kedua kalinya.

Pada bulan Februari 1989, melaksanakan Family Camp II.

Perubahan nomor Gudep putra dari 0719 menjadi 07019 dan nomor Gudep putri dari 0726 menjadi 07020.

Dekade 1990-an
14 Oktober 1990, Ambalan Penegak Yos melaksanakan Arena Anak-Anak

9-10 Februari 1991, Family Gathering

11-12 Januari 1992, Regu Naga dari Penggalang Yosaphat Soedarso menempati posisi kedua LT II

Dekade 2000-an
7 Februari 2002, Regu Harimau dari Penggalang 07019 dan Regu Melati dari Penggalang 07020 menempati posisi kedua dalam LT II

20-21 April 2002, Regu Kelinci dari Penggalang 07019 meraih juara dan Regu Teratai dari Penggalang 07020 menempati posisi kedua dalam Gala Cipta Paskah VIII sehingga pangkalan kita meraih juara umum penggalang tingkat SLTP.

28 Desember 2002–7 Januari 2003 Toni Suparman, Darwin Sunjaya bersama 6 orang anggota penggalang, Arif Ardhie Sidharta, Imanuel Sudiono, Sindhu Pradana Lunandi, Rusi Ayuningtyas Lunandi, Jessica Soekarta, Yovita Triyana mewakili 07019-07020 menjadi kontingen Indonesia untuk ikut serta dalam Jambore Dunia ke XX di Sattahip, Thailand.

28 Juni – 3 Juli 2003 Dua regu penggalang 07019 dan satu regu penggalang 07020 mengikuti Pekan Kekerabatan VI di Cibubur yang diadakan oleh Keuskupan se-Jabalambang (Jawa, Bali, Lampung dan Palembang).

27 Juli – 7 Agustus 2011, Aditya Bagaskara (07019), Vincent Nathan (07019), Anastasia Elissa (07020), Caroline Sharon (07020), Jessica Lim (07020), Veilinda Rusli (07020), mewakili Indonesia dalam 22 nd World Scout Jamboree diKristianstad, Rinkaby, Sweden

Made Ayu Saraswati (07020), Aditya Stevano (07019), Christina Sadhani (07020), Jovan Kresnadi (07019), Stanislaus Joshua (07019), Monica Febriana (07020), Nadya Cempaka Putri (07020), Talitha Amelia (07020) were joined the 23rd World Scout Jamboree in Kirarahama, Yamaguchi in western Japan from 28 July to 8 August 2015. The event was attended by 33,628 Scouts and leaders.

Dan banyak lagi kegiatan serta kejadian lainnya yang tidak dapat kami tuliskan semuanya di sini. Seperti kegiatan berkemah (camping), yang kami lakukan secara rutin 2 kali dalam setahun, adalah kegiatan yang baik dan menarik untuk mengisi romantika hidup seorang muda.

1 July 2017 Latihan terakhir di sanggar St. Aloysius, karena pihak yayasan meminta latihan pramuka dilaksanakan di hari Jumat, dan selain murid Aloysius dilarang ikut latihan dalam fasilitas St. Aloysius. Para pembina penggalang dan siaga mulai bergerilya mencari tempat latihan, sementara belum mendapat tempat latihan, latihan dilakukan di banyak taman, taman Wira Angun Angun, taman Lansia, taman Cibeunying menjadi saksi sejarah perjalanan B19 -20

Setelah 2 bulan kelelahan dengan pola latihan nomaden, dan selain itu harus melatih di hari Jumat dan Sabtu, para  pembina memutuskan untuk tidak lagi membina di hari Jumat, karena hanya ada 2 peserta didik dari Aloy. Pandu Adi turun tangan membantu masalah ini, akhirnya pada bulan Oktober ditemukan tempat latihan baru Bengrah Paldam III Siliwangi di jalan Gudang Utara 27.  Setelah renovasi habis habisan maka latihan pramuka pertama kali digelar di Bengrah pada tanggal 4 November 2017.

Patut berbangga diri, sebagai seorang anggota gerakan Pramuka karana organisasi ini memiliki AD-ART yang merupakan lampiran Keppres no. 238/1961. Dan juga organisasi ini adalah organisasi dunia, yang mana “Scout Internasional Bureau” di Jenewa Swiss merupakan organisasi tertinggi dari seluruh Pramuka (Boy Scout) di dunia.

(6090) view